Pengajian dihalangi, bagaimana mental generasi
BLORA, (L/N) Kegiatan Pengajian Majlis Tafsir Al Qur’an yang digelar Senin sore (20/03/2017) di RT 05 Desa Japah dihalangi oleh sekelompok pendemo. Peristiwa berawal saat jamaah MTA hendak menggelar pengajian di rumah Ali Sugeng yang berlokasi di Desa Japah. Ali Sugeng sendiri merupakan ketua pengurus MTA Cabang Japah, Kecamatan Japah, Kabupaten Blora.
Sekelompok pendemo datang sejak Pukul 14.30, secara berturut-turut hingga ratusan orang menolak pengajian MTA yang digelar di Rumah Ali Sugeng. Padahal pengajian MTA merupakan aktifitas yang resmi di akui secara sah oleh undang-undang di Republik ini bahkan gedung pusatnya diresmikan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudoyono tahun 2009 di Surakarta.
Sekelompok pendemo menolak pengajian MTA dengan alasan karena berdekatan dengan pondok pesantren, ujar Kiswoyo selaku Camat Japah, keterangan yang tidak masuk di akal ini sebagai pemicu penolakan pengajian Majlis Tafsir Al quran (MTA).
Seharusnya sesama muslim yang jaraknya berdekatan ini harus menghargai di bidang masing-masing dan bersinergi dengan baik bukan membubarkan pengajian apalagi sesama potensi anak bangsa sudah memiliki semboyan yang mempererat antar perbedaan yakni Bhinneka Tunggal Ika.
Kalau benar adanya perbedaan di musyawarahkan dengan baik bukan jalur kekerasan seperti ini, kalau benar-benar tidak bisa sejalan tetap kita saling menghormati. Yang bisa di jalankan secara bersama kita jalankan yang tidak sejalan saling hormati. Sesama muslim harus saling kasih sayang dan menyayangi.
Dan pengajian Majlis Tafsir Al qur’an (MTA) Adalah Yayasan yang resmi bukan suatu Yayasan yang sesat, sedangkan sumber dari agama islam adalah Al qur’an dan Al hadist, MTA juga bersumber dari Al qur’an dan Al hadist. Sesuai tuntunan nabi Muhammad SAW.
Sesama muslim satu tubuh, jika tubuh itu sakit maka tubuh yang lain akan merasakannya, seharusnya semboyan ini yang harus di miliki seorang muslim.