Ketua Umum PP Muhammadiyah Kunjungi UMS, Resmikan Gedung Pendidikan Profesi UMS dan Beri Tausiyah Ramadan
SURAKARTA-Ketua Umum PP Muhammadiyah Kunjungi UMS, Resmikan Gedung Pendidikan Profesi UMS dan Beri Tausiyah Ramadan
SURAKARTA – Ketua Umum PP Muhammadiyah , Prof. Dr. H. Haedar Nashir, M.Si., melakukan kunjungan ke Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) dalam rangka peresmian Gedung Pendidikan Profesi dan Pengajian Ramadan dan Buka bersama. Kegiatan ini berlangsung pada Senin (1/4) di dua lokasi yakni Gedung Pendidikan Profesi dan Ruang Rapat Badan Pengurus Harian (BPH) Gedung Induk Siti Walidah UMS.
Kegiatan dimulai dengan peresmian Gedung Pendidikan Profesi oleh Prof. Haedar Nashir, lalu dilanjutkan dengan pengajian Ramadan.
Rektor UMS Prof. Sofyan Anif, M.Si. melaporkan bahwa Gedung Pendidikan Profesi ini dinilai sangat penting, dikarenakan terdapat 18 Program Studi (Prodi) Profesi dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan serta 1 Prodi dari Fakultas Psikologi UMS.
“Dengan dibangunnya Gedung Pendidikan Profesi semakin menyempurnakan UMS. Serta menjadi langkah untuk mewujudkan visi UMS, yakni pada tahun 2029 UMS menjadi World Class University,” ungkap Sofyan.
Gedung Pendidikan Profesi yang luasnya 2.307 m² ini memiliki fasilitas berupa ruang kelas besar sebanyak 20 ruang dan kelas kecil sebanyak 4 ruang yang memadai untuk tahapan proses belajar mengajar serta ruang kelas kolosal yang ramah bagi kaum disabilitas.
Haedar Nashir yang memberikan tausiyah menyebutkan Muhammadiyah memerlukan pusat-pusat pendidikan yang fastabiqul khairat, yang tidak hanya diskala nasional melainkan juga internasional. Dirinya menambahkan hal ini diperlukan sebagai bukti kepada dunia bahwa Islam berkemajuan bukan hanya sekedar narasi.
“UMS menjadi salah satu PTMA (Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah) dengan kurang lebih 40 ribu mahasiswa. Muhammadiyah memerlukan pusat-pusat pendidikan yang fastabiqul khairat, untuk membuktikan kepada dunia bahwa islam berkemajuan bukan hanya bersifat narasi,” ujar Haedar.
Dirinya menyebutkan potensi kemajuan sudah dimiliki oleh Muhammadiyah. KH. Ahmad Dahlan melahirkan Muhammadiyah dari “tradisi besar”, melalui pikiran-pikiran yang tersistemasi.
Haedar menjelaskan terdapat tiga hal yang menjadi agenda para pimpinan, yakni pertama harus terdapat agenda internalisasi nilai Islam dan Kemuhammadiyahan di segala perangkat sistem untuk terus dimasifkan, pembudayaan, dan pelembagaan yang menjadi tugas besar bagi pimpinan.
Hal ini menjadi sorotan Ketua Umum Muhammadiyah melihat peran media sosial yang sangat besar dan segenap warga Muhammadiyah diharapkan dapat menyebarkan nilai-nilai Muhammadiyah.
“Bantu majelis-majeliis dengan pikiran baru. Jangan biarkan media sosial menjadi pasar bebas yang kita hanya sebagai konsumen,” harap Haedar.
Kegiatan ini dihadiri oleh segenap Pimpinan Universitas dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Sesepuh, Majlis Diktilitbang PP Muhammadiyah, dan Pimpinan Muhammadiyah Wilayah Jawa tenga