Evaluasi banjir yang melanda kota Solo beberapa hari yang lalu
SUKOHARJO : Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo melakukan evaluasi pasca-banjir yang melanda sebagian wilayah Solo raya, beberapa hari lalu.
“Dari hasil evaluasi, BBWS bakal meningkatkan kapasitas pompa air untuk mengantisipasi banjir,” ujar Maryadi Utomo saat menggelar jumpa persnya penanganan bencana banjir di Kantornya di Pabelan, Kartasura, Sukoharjo, Senin (20/02/2023).
Menurutnya, bencana banjir yang melanda beberapa wilayah di Solo pada Jumat lalu karena debit air yang tinggi dan durasi hujan yang deras.
“Selama banjir BBWS Bengawan Solo juga telah mengoperasikan 15 stasiun pompa air dan empat unit mobil PAM. Selain itu 10 pompa air milik Pemkot Solo juga ditempatkan di beberapa lokasi rawan banjir, namun pengerahan itu belum mampu mengurangi banjir,” kata dia.
Bersama dengan Dirjen Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pihaknya telah meninjau pompa air di lokasi banjir Solo.
“Sebab, ada beberapa pompa yang terendam banjir. Sehingga BBWS bakal meningkatkan baik pompa dan rumahnya,” kata Maryadi.
Lebih lanjut Maryadi Utama juga meluruskan anggapan yang berkembang di sebagian orang bahwa banjir besar di Solo dan Sukoharjo hari itu disebabkan oleh keluaran air dari WGM Wonogiri.
“ Banjir yang terjadi disebabkan debit air di saluran-saluran drainase yang melampaui kapasitas tampung. Kondisi itu terjadi karena hujan deras dengan durasi panjang,” kata dia.
Sementara itu Plt Direktur Perum Jasa Tirta 1, Milfan Rantawi, juga menyatakan jika pembukaan spil way di WGM sudah melalui koordinasi dengan semua pihak.
“Ya, benar banjir bukan disebabkan pembukaan siplway di Waduk Gajahmungkur namun akibat curah hujan yang cukup tinggi,” kata Milfan.