Kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Solo
SOLO (LN) – Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan ground breaking atau peletakan batu pertama pembangunan jalur kereta api yang menghubungkan Bandara Adi Soemarmo dengan Stasiun Balapan Solo. Ditargetkan proyek pembangunan jalur kereta tersebut selesai di 2018.
Pantauan Liputannasional.com, setelah peletakan batu pertama, mantan Wali Kota Solo itu meninjau prototipe kereta bandara yang dipajang di depan bandara. Dia didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya, Menteri BUMN Rini Soemarno, dan petinggi Angkasa Pura.
Jokowi dan para menteri memperoleh penjelasan dari PT INKA selau produsen kereta tersebut mengenai spesifikasi kereta yang akan digunakan.
Dalam sambutannya, Jokowi mengatakan efisiensi transportasi penting untuk mendukung daya saing kompetisi. Untuk itulah kereta bandara dibangun.
Dibangunnya kereta dari bandara tujuan kota karena hampir semua negara maju memiliki fasilitas intermoda yang saling menghubungkan tersebut. Bahkan, setiap kali turun dari pesawat langsung ke kawasan bandara, pasti sudah tersedia layanan transportasi kereta.
“Kalau di airport negara maju, turun dari lift di bawah sudah ada kereta. Kemana pun jurusannya ada. Inilah sambungan antar moda transportasi yang efisien bagi masyarakat. Jadi rakyat diberikan pilihan-pilihan. Mau naik taksi silakan, naik bus silakan, mau naik kereta juga ada,” kata dia.
Mengingat pentingnya efisiensi moda transportasi, Jokowi menargetkan penyelesaian kereta bandara di 2018. Ia berharap, wali kota dan bupati yang daerahnya dilintasi proyek ini segera mungkin membebaskan lahan yang dibutuhkan.
“Pembebasan lahan jadi tugasnya wali kota dan bupati,” tegas Jokowi.
Menhub Budi Karya menjelaskan, jalur kereta Bandara Solo ini akan lebih banyak menggunakan tanah BUMN. Hanya sekitar 7 hektare tanah miliki warga yang akan terkena proyek itu.
“Itu sekitar 10 persen dari prosentase pembebasan lahan. Kebanyakan tanah milik BUMN, TNI AU, Angkasa Pura,” jelas dia.
Ia menyebutkan, nilai investasi dari proyek ini sekitar Rp 500 miliar hingga Rp 1 triliun.
“Pemerintah memberikan effort besar untuk mewujudkan moda transportasi efisien. Oleh sebab itu selayaknya warga Solo mendukung, ” kata Budi Karya.