Bencana tanah longsor di Ponorogo, banyak menelan korban
PONOROGO, (L/N) – Bencana tanah longsor menimbun 23 rumah di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, Sabtu ( 01/04/2017) pagi tadi sekitar pukul 09.30 WIB. Belasan orang dilaporkan hilang menyusul kejadian tersebut.
“Data sementara 23 rumah yang tertimbun tanah longsor dan 18 orang hilang di Desa Banaran, Kecamatan Pulung, Kabupaten Ponorogo,” kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Ponorogo, Setyo Budiono, Sabtu ( 01/04/2017) siang.
Budi sebagaimana dilansir mengatakan, longsor yang berasal dari tebing ketinggian 100 meter menimbun rumah warga Desa Banaran sekitar pukul 08.00 pagi. Saat kejadian, tidak semua penghuni 23 rumah berada di kediamannya.
Ia menyatakan, timnya masih terus melakukan pendataan di lapangan. Kondisi saat ini di lokasi cuaca mendung.
Budi menuturkan tanda-tanda longsor sudah mulai terjadi sejak 20 hari lalu. Lantaran hujan dengan intensitas tinggi dan struktur tanah labil dan gembur diduga memicu tanah longsor tersebut.
Selain belasan warga terkubur longsoran, 16 orang sudah dibawa ke puskesmas karena mengalami luka serius saat berusaha menyelamatkan diri ketika longsor terjadi.
“Data siang tadi ada 16 warga terluka dibawa ke puskesmas,” kata Kanit Turjawali Polres Ponorogo Ipda Agus Saiful Bahri, kepada detikcom, Sabtu (1/4/2017).
Ipda Agus yang mengaku ikut diterjunkan ke lokasi menerangkan jika hujan deras sempat mengguyur sehingga menganggu jalannya proses pencarian korban yang diduga masih ada yang tertimbun longsoran.
Agus sebagaimana dilansir menyebutkan, beberapa kendaraan warga juga ikut tertimbun dan terseret longsor belum dievakuasi. Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD serta Tim SAR lainnya dikerahkan untuk mencari korban.
“Banyak kendaraan yang terseret longsor, jungkir balik,” kata dia.
Untuk diketahui pula, lebih dari 30 rumah warga yang terkena dampak longsor, tapi 23 di antaranya tertimbun longsoran tanah setinggi sekitar 15 meter.
